Search This Blog

Friday, August 23, 2013

Militer Mesir Tangkap 75 Anggota Ikhwanul Muslimin

Militer Mesir Tangkap 75 Anggota Ikhwanul Muslimin

WartaNews, Kairo - Pasukan keamanan Mesir telah menangkap 75 anggota senior Ikhwanul Muslimin di tengah ketegangan yang membara di negara tersebut, kata menteri dalam negeri Mesir.

Pada hari Kamis (22/8) kemarin, Menteri Dalam Negeri pemerintah interim, Mohamed Ibrahim juga mengatakan bahwa anggota Ikhwan, termasuk Abdel Moneim dan juru bicara kelompok itu Ahmed Aref, termasuk di antara mereka yang ditahan.

Ia juga menambahkan bahwa tindakan keras terhadap Ikhwanul akan berlanjut sampai semua anggota yang diinginkan ditangkap.

Sebagian besar orang yang ditangkap telah dituduh menghasut kekerasan dalam bentrokan antara pasukan keamanan dan pendukung Presiden terguling Mohamed Morsi.

Pada tanggal 20 Agustus lalu, pasukan keamanan menahan sekitar 100 anggota Ikhwanul Muslimin termasuk pemimpin spiritual Mohamed Badie.

Berbicara pada masa depan Ikhwanul setelah penangkapan Badie, Aref menulis pada halaman Facebook-nya bahwa "pedoman umum adalah anggota Ikhwanul Muslimin dan bahwa penangkapan apapun di antara para pemimpin organisasi tidak akan mempengaruhi, Ikhwan menolak kudeta."

"Kami tegaskan bahwa masalah ini tidak terkait politik ataupun pada partai, tapi satu bangsa yang diatur dan direncanakan," tambahnya.

Mesir telah mengalami kekerasan terus menerus sejak 3 Juli lalu, ketika tentara menggulingkan Morsi, kepala negara Mesir pertama yang terpilih secara demokratis, dan membekukan konstitusi serta membubarkan parlemen.

Tentara juga menunjuk kepala Mahkamah Agung Konstitusi, Adly Mahmoud Mansour, sebagai presiden interim baru.

Sejak 3 Juli lalu ribuan pendukung Presiden Mesir terguling telah melakukan unjuk rasa nasional untuk menuntut pemulihan Morsi.

Pada tanggal 14 Agustus lalu, pemerintah interim meluncurkan penumpasan brutal terhadap ribuan demonstran damai pro-Morsi di Kairo.

Penumpasan tersebut memicu gelombang kekerasan di negara itu. Hampir 900 orang, termasuk hampir 100 tentara dan polisi, telah tewas di Mesir sejak saat itu.

Sementara itu, koalisi pro-Morsi dikenal sebagai Koalisi Nasional untuk Mendukung Legitimasi meminta Mesir untuk mengadakan "Jumat Martir" demonstrasi di seluruh negeri untuk protes terhadap kejatuhannya.

"Kami akan tetap teguh di jalan untuk mengalahkan kudeta militer," kata koalisi itu dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Rabu (21/8) lalu. (*/pok)

No comments: